√ Desa WISATA SADE : Menyelami Warisan Budaya Suku Sasak di Jantung Lombok

Berada di tengah pulau Lombok yang eksotis, Desa Sade memikat hati para wisatawan dengan keaslian budaya dan kearifan lokal yang tak lekang oleh waktu. Saat pertama kali menjejakkan kaki di desa ini, suasana tradisional yang begitu kuat langsung terasa. Rumah-rumah beratap alang-alang dan berdinding anyaman bambu tampak berjajar rapi, seolah menjadi penjaga nilai-nilai leluhur yang tetap hidup hingga hari ini.

Letaknya yang strategis, sekitar 8 kilometer dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, menjadikan Desa Sade sangat mudah diakses. Namun yang membuat desa ini benar-benar istimewa bukan hanya lokasinya, melainkan pengalaman budaya yang autentik, menyentuh, dan penuh makna.

Sejarah Desa Sade yang Mengakar

Desa Sade bukan sekadar desa adat biasa. Ia telah berdiri selama lebih dari 15 generasi dan dihuni oleh masyarakat Suku Sasak yang masih menjaga adat dan tradisinya secara ketat. Menurut para tetua adat, nama “Sade” berasal dari bahasa lokal yang berarti ‘tenang’ atau ‘damai’. Nama ini memang menggambarkan suasana kehidupan di desa tersebut yang jauh dari hiruk-pikuk modernisasi.

Bangunan rumah di Sade tidak berubah sejak berabad-abad lalu. Tiang-tiangnya dari kayu kelapa, dindingnya dari anyaman bambu, dan atapnya dari alang-alang. Bahkan, lantainya menggunakan campuran tanah liat dan kotoran kerbau, dipercaya mampu membuat rumah tetap sejuk dan bebas serangga.

Baca Juga  √ SEMENGGOH NATURE RESERVE: Review & Harga Tiket 2024

Kearifan Lokal yang Masih Dijunjung

Menariknya, masyarakat Desa Sade tidak mengenal konsep kehidupan modern secara utuh. Mereka hidup selaras dengan alam, menjalani aktivitas sehari-hari dengan prinsip-prinsip leluhur. Misalnya, dalam membangun rumah, mereka menggunakan sistem gotong royong yang disebut begibung. Segala proses berlangsung tanpa bantuan teknologi canggih. Bagi masyarakat luar, hal ini mungkin terlihat kuno, namun justru di situlah letak keunikan dan daya tariknya.

Di setiap sudut desa, kamu bisa menyaksikan perempuan menenun kain secara manual. Tenun ikat hasil buatan tangan ini bukan hanya produk ekonomi, melainkan simbol identitas budaya. Bahkan, menurut tradisi setempat, seorang gadis Sade tidak boleh menikah jika belum bisa menenun. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa budaya tidak sekadar diwarisi, tetapi dijalani sepenuh hati.

Aktivitas Wisata Budaya yang Memikat

1. Menyaksikan Proses Menenun Kain Tradisional

Salah satu pengalaman paling menarik di Desa Sade adalah melihat langsung proses pembuatan kain tenun ikat khas Sasak. Para perempuan di desa ini akan memperlihatkan cara menenun dari benang mentah hingga menjadi kain siap pakai. Kamu juga bisa mencoba menenun sendiri, dan hasilnya boleh dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.

2. Tur Rumah Adat

Para pemandu lokal menyambutmu dengan ramah dan langsung mengajak berkeliling desa. Mereka menjelaskan setiap bagian rumah adat dengan antusias, mulai dari tempat tidur, ruang tamu, dapur, hingga lumbung padi. Sambil berjalan, mereka membagikan cerita dan filosofi di balik setiap desain rumah, membuatmu memahami makna mendalam dari arsitektur tradisional Sade.

3. Tarian Tradisional Sasak

Tak lengkap rasanya mengunjungi Desa Sade tanpa menyaksikan langsung pertunjukan tari tradisional seperti Tari Peresean atau Tari Gendang Beleq. Warga desa sering menggelar pertunjukan ini untuk menyambut tamu atau merayakan upacara adat. Mereka memainkan musik tradisional dengan semangat, sementara para penari menampilkan gerakan dinamis yang memikat perhatian. Perpaduan irama dan tarian itu menciptakan suasana magis yang akan melekat dalam ingatanmu.

Baca Juga  √ LAMIN DANA: Review, Tarikan, Aktiviti, Harga 2024

4. Belanja Oleh-Oleh Kain Tenun

Sebelum pulang, sempatkan berbelanja di kios-kios kecil milik warga yang menjual kain tenun, selendang, sarung, dan pakaian tradisional. Harganya cukup bervariasi, tergantung ukuran dan kerumitan motif. Setiap pembelian secara langsung mendukung perekonomian lokal dan menjaga kelestarian budaya.

Alamat & Lokasi Desa Sade

Alamat Lengkap : Desa Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Link Google Maps : https://maps.app.goo.gl/amcGsuESz3ox61Y9A

Tabel Harga Tiket Masuk Desa Sade

Jenis Tiket Harga (Rp) Keterangan
Tiket Masuk Wisatawan Lokal Gratis (Donasi Sukarela) Tidak ada tiket resmi
Tiket Masuk Wisatawan Asing Gratis (Donasi Sukarela) Diharapkan memberikan donasi
Parkir Motor Rp.   5.000 Per kendaraan
Parkir Mobil Rp. 10.000 Per kendaraan
Pemandu Lokal Rp. 50.000 – Rp. 100.000 Donasi sukarela untuk tur keliling

Harga dapat berubah sesuai kebijakan desa. Donasi digunakan untuk menjaga kelestarian adat dan fasilitas desa.

Akses Transportasi Menuju Desa Sade

Desa Sade dapat dicapai dengan sangat mudah dari berbagai titik di Lombok :

  • Dari Bandara Internasional ZAM: Hanya 15 menit menggunakan mobil atau motor.
  • Dari Kota Mataram: Sekitar 1 jam perjalanan.
  • Dari Pantai Kuta Mandalika: Hanya 10 menit perjalanan darat.

Transportasi umum seperti taksi bandara dan ojek daring juga tersedia, namun disarankan untuk menyewa kendaraan agar lebih fleksibel.

Penginapan Terdekat

Walaupun Desa Sade tidak memiliki hotel di dalam kawasan desa, kamu bisa menginap di daerah sekitar, seperti:

  1. Novotel Lombok Resort & Villas – Akses cepat ke desa dan Pantai Kuta.
  2. Rascals Hotel Kuta – Cocok untuk wisatawan backpacker dan keluarga.
  3. Origin Lombok – Penginapan nyaman dengan suasana alam yang damai.
Baca Juga  √ TAMAN MENTENG JAKARTA : Ruang Hijau Modern di Tengah Kota, Informasi & Lokasi

Fasilitas Penunjang Wisata

Desa Sade memang desa adat, namun telah menyediakan beberapa fasilitas dasar untuk menunjang kenyamanan wisatawan :

  • Area parkir luas
  • Toilet umum
  • Warung makanan dan minuman ringan
  • Pusat oleh-oleh lokal
  • Pemandu lokal berbahasa Inggris
  • Spot foto Instagramable
  • Pendopo informasi wisata

Meskipun sederhana, fasilitas ini sangat cukup untuk kunjungan wisata sehari.

Tips Liburan ke Desa Sade

Agar pengalamanmu semakin menyenangkan, berikut beberapa tips penting :

  1. Gunakan pakaian yang sopan – Mengingat ini kawasan adat, pakaian terbuka sebaiknya dihindari.
  2. Bawa uang tunai kecil – Sebagian besar transaksi di desa tidak menerima kartu.
  3. Hormati budaya lokal – Jangan memotret tanpa izin, terutama saat ada kegiatan adat.
  4. Gunakan jasa pemandu lokal – Selain membantu ekonomi warga, kamu juga akan mendapatkan informasi yang lebih kaya.
  5. Datang pagi hari – Cuaca lebih sejuk, dan kamu bisa menikmati suasana desa dengan lebih tenang.

Kesimpulan

Desa Sade bukan sekadar destinasi wisata—desa ini mengajarkan kita tentang keteguhan dalam menjaga warisan budaya. Masyarakat Sade secara sadar memilih hidup sederhana di tengah derasnya arus modernisasi. Mereka terus melestarikan tradisi yang telah mereka warisi selama ratusan tahun.

Saat kamu menyusuri jalanan tanah, meraba kain tenun hasil karya tangan-tangan terampil, dan berbincang langsung dengan warga yang ramah, kamu akan merasakan pengalaman yang tak bisa digantikan oleh kenyamanan kota. Di desa ini, kamu benar-benar menyatu dengan kekayaan budaya Indonesia yang begitu beragam dan penuh makna.

Photo of author

Team Explorasi Wisata

Tim Eksplorasi Wisata adalah sekelompok pecinta perjalanan dan budaya yang memiliki misi untuk mengangkat keindahan serta kekayaan destinasi wisata Indonesia ke panggung nasional dan internasional. Dibentuk oleh para jurnalis perjalanan, fotografer profesional, peneliti sejarah, dan penggiat pariwisata lokal, tim ini aktif mendokumentasikan, mengevaluasi, dan mempromosikan tempat-tempat wisata dari perspektif informatif dan inspiratif.
error: