Masjid bukan hanya tempat ibadah. Ia adalah rumah spiritual, simbol persatuan, dan kadang juga destinasi wisata yang sarat nilai budaya. Salah satu contoh yang mencolok adalah Masjid Muhammad Cheng Hoo di Surabaya. Tidak hanya sebagai tempat shalat, masjid ini menjadi magnet wisata religi yang unik karena mengusung arsitektur khas Tiongkok yang jarang ditemukan di Indonesia. Mari kita menjelajahi lebih dalam ke dalam cerita dan keunikan Masjid Muhammad Cheng Hoo yang memikat hati siapa saja yang datang.
Sejarah Berdirinya Masjid Muhammad Cheng Hoo
Masyarakat membangun Masjid Muhammad Cheng Hoo sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap Laksamana Cheng Hoo (Zheng He), seorang pelaut muslim keturunan Tionghoa dari masa Dinasti Ming. Laksamana Cheng Hoo dikenal sebagai tokoh berpengaruh dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara, termasuk wilayah Nusantara.
Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Timur memprakarsai pembangunan masjid ini pada tahun 2001. Mereka meresmikan masjid tersebut secara resmi pada 13 Oktober 2002. Sejak saat itu, Masjid Cheng Hoo langsung menarik perhatian publik karena tampilannya yang unik. Arsitekturnya menggabungkan nuansa budaya Islam dengan ornamen khas Tionghoa.
Para pendiri Masjid Cheng Hoo secara sengaja menghadirkan masjid ini untuk mengenang peran besar Laksamana Cheng Hoo dalam menyebarkan ajaran Islam di Asia Tenggara. Mereka menjadikan sosok Cheng Hoo sebagai simbol harmonisasi antara budaya Tionghoa dan Islam di Nusantara.
Arsitektur yang Mempesona
Desain masjid langsung menarik perhatian setiap pengunjung yang datang. Arsitek Masjid Muhammad Cheng Hoo secara khusus mengadaptasi gaya bangunan khas negeri Tiongkok. Mereka merancang atapnya dengan model bersusun seperti pagoda, membangun gerbang merah menyala, dan menambahkan ukiran naga serta kaligrafi Arab yang saling melengkapi.
Para perancang membentuk bangunan utama masjid dalam bentuk segi delapan untuk mencerminkan filosofi angka 8 dalam budaya Tionghoa yang melambangkan keberuntungan. Mereka juga mengecat pilar-pilar kokoh dengan warna merah dan menambahkan ukiran khas Tiongkok, lalu menghiasi beberapa sudutnya dengan kaligrafi Islam.
Di bagian dalam, interior masjid memikat mata dengan ornamen langit-langit berwarna emas, merah, dan hijau yang menciptakan suasana hangat dan sakral. Para pengrajin membentuk mimbar imam menyerupai perahu sebagai simbol perjalanan dakwah Cheng Hoo melintasi lautan.
Filosofi dan Simbolisme
Perpaduan budaya yang tampak di Masjid Cheng Hoo bukan sekadar dekoratif. Setiap elemen punya makna mendalam:
- Warna Merah dan Emas : Dalam budaya Tionghoa, merah melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan, sementara emas adalah lambang kemakmuran.
- Angka 8 : Bentuk bangunan segi delapan bukanlah kebetulan. Dalam kepercayaan Tionghoa, angka 8 adalah angka yang membawa berkah.
- Gerbang Tiga Tingkat : Menunjukkan tiga unsur utama ajaran Islam: Iman, Islam, dan Ihsan.
Simbolisme ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang bisa diterima oleh siapa pun, termasuk masyarakat Tionghoa, tanpa meninggalkan budaya dan identitasnya.
Aktivitas Wisata dan Religi
Masjid Cheng Hoo bukan hanya menjadi tempat ibadah rutin. Banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan pengunjung :
- Wisata Religi : Pengunjung dapat mengenal lebih dalam sejarah masuknya Islam ke Nusantara lewat jalur budaya Tionghoa.
- Fotografi Arsitektur : Keunikan bangunan ini sangat cocok untuk dijadikan latar foto, baik untuk keperluan pribadi maupun dokumentasi sejarah.
- Tur Edukasi : Tersedia pemandu lokal yang bisa menjelaskan sejarah dan simbolisme bangunan ini kepada rombongan pelajar, mahasiswa, dan wisatawan umum.
- Pameran Budaya Islam-Tionghoa : Beberapa kali dalam setahun, masjid ini mengadakan event yang memperkenalkan budaya Islam-Tionghoa, termasuk kaligrafi, seni bela diri, dan kuliner.
- Kajian Islam Multikultur : Banyak kegiatan kajian yang digelar untuk mempererat hubungan antar umat beragama dan antar etnis.
Cerita Unik di Balik Pendirian Masjid
Masjid Cheng Hoo tak lepas dari berbagai cerita menarik. Salah satu yang paling menyentuh adalah kisah solidaritas warga Surabaya lintas agama dalam proses pembangunannya. Tak hanya komunitas Muslim Tionghoa, tapi warga sekitar, termasuk non-Muslim, turut menyumbang dana dan tenaga.
Bahkan saat peletakan batu pertama, beberapa tokoh lintas agama turut hadir. Ini menjadi simbol nyata bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan perbedaan yang memecah.
Cerita lainnya datang dari pengunjung yang merasakan ketenangan spiritual yang berbeda ketika beribadah di sini. Beberapa bahkan mengatakan seolah merasakan kehadiran sejarah yang hidup—dari Laksamana Cheng Hoo hingga jejak-jejak Islam awal di Nusantara.
Fasilitas Lengkap Masjid Cheng Hoo
Meskipun mengusung konsep arsitektur dan nuansa budaya Tionghoa yang kental, Masjid Cheng Hoo tetap menghadirkan berbagai fasilitas modern yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pengunjung. Pengurus masjid secara aktif mengelola dan merawat fasilitas-fasilitas berikut ini:
-
Tempat Wudhu dan Toilet yang Bersih dan Terpisah
Pengelola masjid membangun tempat wudhu dan toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan demi menjaga privasi dan kenyamanan. Mereka juga secara rutin membersihkan fasilitas ini agar pengunjung merasa nyaman saat menggunakannya. -
Perpustakaan Mini dengan Koleksi Buku Islam dan Sejarah Tionghoa-Muslim
Masjid menyediakan perpustakaan mini yang menampung berbagai buku bertema Islam, sejarah peradaban Tionghoa-Muslim, serta buku-buku keagamaan lainnya. Pengunjung bisa membaca atau meminjam buku untuk menambah wawasan spiritual dan budaya. -
Aula Serbaguna untuk Berbagai Kegiatan
Pengurus masjid memanfaatkan aula serbaguna untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, seminar keislaman, pelatihan dakwah, hingga kegiatan sosial. Ruangan ini juga terbuka bagi komunitas Muslim Tionghoa yang ingin mengadakan acara budaya. -
Toko Souvenir dan Buku Bertema Islami-Tionghoa
Masjid membuka toko khusus yang menjual beragam cenderamata unik bernuansa Tiongkok-Islami. Pengunjung bisa membeli kaligrafi, buku Islami, gantungan kunci, hingga pernak-pernik khas yang jarang ditemukan di tempat lain. -
Kantin Halal dengan Menu Khas Peranakan
Di area masjid, pengelola juga menyediakan kantin halal yang menjajakan aneka makanan ringan, minuman segar, serta menu khas peranakan seperti mie goreng halal, kue keranjang halal, dan camilan tradisional. Kantin ini menjadi tempat favorit bagi pengunjung yang ingin bersantai setelah beribadah.
Informasi Lokasi dan Akses
Alamat : Jl. Gading No.02, Ketabang, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur 60272
Google map : https://maps.app.goo.gl/8oDSinaRzGZ55QVE7
- Jam Operasional : 04.00 WIB – 22.00 WIB (setiap hari)
- Transportasi Umum : Dapat dicapai dengan angkot, bus kota, Gojek/Grab, atau kendaraan pribadi. Berdekatan dengan Taman Prestasi dan Monumen Kapal Selam.
Harga Tiket Masuk Masjid Cheng Hoo
Berikut adalah informasi harga tiket masuk yang berlaku saat ini :
Jenis Pengunjung | Harga Tiket Masuk |
Umum (Individu) | Gratis |
Rombongan Sekolah/Umum | Gratis (donasi opsional) |
Tur Edukasi + Pemandu | Rp. 20.000 / orang |
Parkir Motor | Rp. 3.000 |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 |
Catatan : Tidak ada biaya masuk untuk ibadah. Tiket hanya dikenakan bila mengikuti tur edukasi dengan pemandu.
Tips Berkunjung ke Masjid Muhammad Cheng Hoo
- Gunakan Pakaian Sopan: Meski bukan acara ibadah, menghormati tempat suci tetap penting.
- Datang Pagi Hari: Suasana masih sejuk dan tidak terlalu ramai.
- Ikut Tur Pemandu: Supaya lebih paham tentang sejarah dan makna simbolik masjid.
- Hindari Hari Besar Islam: Karena masjid akan sangat padat, terutama saat Jumat dan Idul Fitri.
- Bawa Kamera: Banyak spot foto menarik, terutama di gerbang utama dan interior kubah.
Testimoni Pengunjung
“Rasanya seperti masuk ke dimensi lain. Ini masjid, tapi terasa seperti di Tiongkok. Damai banget.”
— Diah, mahasiswa asal Malang
“Anak-anak saya sangat antusias melihat bentuk masjid yang unik. Mereka jadi lebih tertarik belajar sejarah Islam.”
— Pak Heru, guru SD dari Sidoarjo
“Saya non-Muslim, tapi merasa sangat dihargai saat berkunjung ke sini. Luar biasa ramah.”
— Kevin, wisatawan dari Singapura
Peran Masjid dalam Dialog Antarbudaya
Masjid Cheng Hoo tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga menjadi jembatan dialog antara budaya Islam dan Tionghoa. Banyak acara sosial yang melibatkan komunitas lintas etnis dan agama. Ini membuktikan bahwa masjid bukan hanya tempat ritual, tapi juga pusat harmoni sosial.
Di tengah isu-isu intoleransi yang kadang muncul di masyarakat, kehadiran Masjid Cheng Hoo memberi harapan bahwa perbedaan budaya dan agama bisa bersanding dalam kedamaian.
Penutup : Mengunjungi Masjid, Menyelami Sejarah
Masjid Muhammad Cheng Hoo bukan hanya bangunan indah. Ia adalah simbol dari perjalanan panjang Islam di Nusantara, diwarnai oleh keragaman budaya dan semangat toleransi. Bagi siapa saja yang ingin merasakan nuansa religi yang berbeda, sekaligus menyelami sejarah yang hidup dalam bentuk arsitektur dan budaya, masjid ini adalah tempat yang sempurna.
Jadi, jika kamu berkunjung ke Surabaya, jangan lewatkan Masjid Cheng Hoo. Karena di sana, kamu tidak hanya melihat bangunan—kamu menyentuh jejak sejarah yang hidup.