Di tengah riuhnya hiruk-pikuk Kota Surabaya, tersembunyi sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan jejak panjang peradaban kota ini. Bangunan itu adalah Gedung Siola, yang kini bertransformasi menjadi Museum Surabaya. Lokasinya sangat strategis, tepat di Jalan Tunjungan, pusat kegiatan ekonomi dan sejarah kota, menjadikan museum ini mudah dijangkau oleh siapa pun, baik warga lokal maupun wisatawan dari luar kota.
Namun, Museum Surabaya bukan sekadar tempat untuk menyimpan benda-benda kuno. Ia adalah ruang waktu yang membawa pengunjung kembali ke masa lalu, mengajak mereka menelusuri jejak sejarah Kota Surabaya—mulai dari masa kolonial, perjuangan kemerdekaan, hingga era modern yang penuh transformasi.
Sejarah Gedung Siola : Dari Pusat Perbelanjaan ke Museum Kota
Sebelum masyarakat mengenalnya sebagai Museum Surabaya, Gedung Siola telah melalui sejarah yang panjang dan penuh warna. Pada tahun 1877, pemerintah kolonial Belanda membangun gedung ini dan menggunakannya sebagai toko serba ada (department store) pertama di Surabaya yang bernama “Whiteaway Laidlaw & Co.”
. Gedung ini kemudian menjadi pusat perdagangan penting di kota ini pada awal abad ke-20.
Pada masa penjajahan Jepang, bangunan ini tetap digunakan untuk kegiatan komersial. Namun yang paling dikenang oleh warga Surabaya adalah ketika gedung ini menjadi pusat perlawanan rakyat pada peristiwa 10 November 1945, yang kelak dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Setelah kemerdekaan, gedung ini sempat digunakan oleh berbagai instansi dan akhirnya menjadi pusat perbelanjaan Siola pada dekade 1960 hingga 1990-an. Generasi 80-an dan 90-an mungkin masih mengingat betapa populernya Siola sebagai mal favorit kala itu.
Namun, setelah sempat terbengkalai, Pemerintah Kota Surabaya menyulap gedung legendaris ini menjadi Museum Surabaya pada tahun 2015, sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah kota.
Menjelajahi Museum Surabaya : Ruang Waktu dalam Empat Lantai
Museum Surabaya bukan sekadar bangunan tua yang dipoles. Ia adalah rumah dari ratusan benda bersejarah, arsip, dan cerita yang menggambarkan kehidupan masyarakat Surabaya dari masa ke masa.
Lantai 1 : Jejak Sejarah Kota
Saat memasuki lantai pertama, replika ruang kerja Walikota Surabaya tempo dulu langsung menyambut pengunjung, lengkap dengan meja kayu klasik dan berbagai dokumen asli.
Ada pula koleksi radio kuno, telepon putar, serta arsip-arsip pemerintah kota yang memperlihatkan dinamika birokrasi di era awal kemerdekaan.
Salah satu hal yang menarik yaitu peta tua Kota Surabaya tahun 1930-an yang tergantung besar di dinding, dan peta itu memperlihatkan bagaimana masa kolonial membentuk struktur kota ini.
Lantai 2 : Perjuangan & Identitas Arek Suroboyo
Di lantai dua, atmosfer berubah menjadi lebih emosional. Di sinilah cerita tentang perjuangan arek-arek Suroboyo diabadikan. Diorama pertempuran 10 November, koleksi senjata bambu runcing, dan potret para pejuang muda mengisi ruangan dengan nuansa heroik.
Tak hanya itu, terdapat pula replika bioskop tempo dulu, alat musik keroncong, dan barang-barang rumah tangga khas era 50-an hingga 70-an. Semua ini menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat Surabaya bertransformasi setelah kemerdekaan.
Lantai 3 : Budaya & Urbanisasi
Lantai ketiga menyoroti aspek budaya dan perkembangan kota. Ada koleksi busana adat khas Suroboyo, peralatan tradisional, serta dokumentasi transformasi arsitektur kota. Foto-foto gedung tua, jembatan, hingga pasar tradisional memperlihatkan betapa cepatnya kota ini berkembang tanpa melupakan akar sejarahnya.
Lantai 4 : Galeri & Ruang Kreatif
Lantai terakhir museum dialihfungsikan sebagai ruang galeri seni dan pertunjukan. Di sinilah seniman muda Surabaya sering memamerkan karya mereka—baik dalam bentuk lukisan, instalasi, maupun video. Terkadang, diselenggarakan pula diskusi sejarah, workshop, atau pertunjukan budaya.
Koleksi Menarik & Favorit Pengunjung
Museum Surabaya menyimpan lebih dari 1000 item koleksi yang terus ditambah dan diperbarui. Beberapa koleksi yang jadi favorit pengunjung antara lain:
- Sepeda kuno milik Walikota Soetomo
- Mesin tik Belanda tahun 1920-an
- Dokumen asli pengesahan Rencana Tata Ruang Surabaya tahun 1958
- Kamera box kodak lawas
- Replika pasar tradisional dengan suasana tempo dulu
Selain koleksi tetap, museum juga kerap menghadirkan pameran temporer yang mengangkat tema khusus seperti “Surabaya di Era Kolonial” atau “Perempuan Pejuang”.
Fasilitas Museum : Lengkap dan Ramah Pengunjung
Museum Surabaya dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman dan ramah pengunjung, di antaranya :
- Ruang multimedia interaktif
- Perpustakaan mini
- Akses kursi roda dan lift
- Area spot foto ikonik
- Toko cinderamata
- Toilet bersih dan mushola
- Guide lokal dan papan informasi digital
Di halaman depan museum juga tersedia area kuliner kecil yang menjual jajanan khas Surabaya seperti lontong balap, tahu campur, hingga es dawet.
Tiket Masuk Museum Surabaya
Berikut adalah tabel harga tiket masuk Museum Surabaya di Gedung Siola :
Kategori Pengunjung | Harga Tiket Masuk |
Dewasa (WNI) | Gratis |
Pelajar/Mahasiswa (WNI) | Gratis |
Anak-anak (di bawah 12) | Gratis |
Wisatawan Asing | Gratis |
Rombongan Sekolah | Gratis |
Pemandu Wisata | Gratis |
Museum Surabaya tidak memungut biaya tiket masuk alias 100% gratis, karena merupakan fasilitas publik dari Pemkot Surabaya untuk edukasi dan wisata sejarah.
Jam Operasional
Museum Surabaya buka setiap hari dengan jam operasional sebagai berikut :
- Senin – Minggu: 09.00 – 21.00 WIB
- Hari Libur Nasional: Tetap buka
Disarankan datang pada pagi atau sore hari agar tidak terlalu ramai dan udara lebih sejuk.
Lokasi dan Akses ke Museum Surabaya
Alamat lengkap : Jl. Tunjungan No.1, Genteng, Kec. Genteng, Surabaya, Jawa Timur 60275
Google map : https://maps.app.goo.gl/AiR95PubzJoF4adVA
Museum ini sangat mudah diakses, karena:
- Dekat dengan Terminal Joyoboyo
- Bisa dijangkau dengan bus Suroboyo Bus
- Dekat dengan Stasiun Gubeng dan Stasiun Pasar Turi
- Tersedia parkir untuk motor dan mobil
- Dikelilingi banyak penginapan dan pusat kuliner
Pengalaman Pribadi : Sehari di Museum Surabaya
Salah satu pengalaman paling menyentuh datang dari seorang pelajar SMA bernama Nisa, yang berkunjung ke museum ini saat tugas sekolah. Ia mengaku terharu melihat potret asli para pahlawan dan dokumentasi kota Surabaya zaman dulu. “Rasanya kayak balik ke masa lalu, aku jadi makin bangga jadi warga Surabaya,” ujarnya.
Cerita serupa juga datang dari pasangan lansia, Pak Darto dan Bu Rini, yang dulu sering belanja di Siola ketika masih menjadi pusat perbelanjaan. Saat kembali ke gedung yang sama, mereka tak kuasa menahan air mata. “Dulu tempat ini ramai dengan lampu dan toko, sekarang jadi tempat mengenang. Indah sekali,” kenang Bu Rini sambil menggenggam tangan suaminya.
Tips Berkunjung ke Museum Surabaya
Bagi kamu yang ingin berkunjung, berikut beberapa tips agar kunjunganmu lebih maksimal :
- Datang pagi agar lebih leluasa menjelajah.
- Gunakan alas kaki nyaman, karena museum cukup luas.
- Jangan lupa kamera, banyak spot foto keren.
- Baca penjelasan setiap koleksi, banyak fakta menarik.
- Ajak keluarga atau teman, seru buat nostalgia bareng.
Museum Surabaya dan Perannya bagi Generasi Muda
“Kita tidak bisa memungkiri bahwa museum ini berperan penting dalam membangun kesadaran sejarah pada generasi muda. Di tengah era digital, di mana orang bisa mencari semua informasi lewat internet, museum seperti ini tetap mengajak kita merasakan langsung sejarah—melihatnya, menyentuhnya, bahkan mencium aroma zaman dulu.”
Museum Surabaya tidak hanya tempat menyimpan barang, tetapi ruang yang hidup dan menghidupkan ingatan kolektif. Ia mengingatkan kita bahwa masyarakat tidak membangun kota besar seperti Surabaya dalam semalam, melainkan melalui perjuangan, budaya, dan perubahan yang panjang.
Penutup : Nostalgia dan Edukasi dalam Satu Tempat
Museum Surabaya di Gedung Siola bukan sekadar destinasi wisata sejarah. Ia adalah wajah lama Kota Pahlawan yang masih bertahan di era modern. Bagi siapa saja yang ingin mengenal Surabaya lebih dalam—bukan hanya dari mall, gedung tinggi, atau kafe hits—maka tempat ini wajib masuk daftar kunjunganmu.
Jangan tunggu sampai lulus atau pensiun untuk menyelami sejarah kotamu sendiri. Kunjungi Museum Surabaya dan temui bagian dari dirimu di setiap sudutnya.