Di balik kemegahan Candi Prambanan yang ramai dikunjungi wisatawan, berdiri sebuah situs arkeologi yang memancarkan aura misterius dan tenang — Candi Ratu Boko . Terletak di atas bukit dengan ketinggian sekitar 196 meter di atas permukaan laut, Ratu Boko menawarkan pemandangan memukau yang jarang ditemukan di situs sejarah lain.
Bukan sekadar candi biasa, kompleks Ratu Boko menyimpan banyak cerita. Dari fungsinya yang diyakini sebagai istana kuno, hingga tempat bertapa raja-raja masa lalu. Lokasinya yang sepi dan tinggi menjadikannya tempat favorit untuk menikmati matahari terbenam terbaik di Yogyakarta, bahkan lebih baik dari Pantai Parangtritis bagi sebagian pengunjung.
Dalam artikel ini, kamu akan diajak menelusuri sejarah, arsitektur, hingga kisah menarik dan mitos yang melingkupi Candi Ratu Boko. Tak hanya itu, akan dibahas juga info harga tiket, jam buka, fasilitas, serta tips mengunjungi situs ini agar pengalamanmu semakin berkesan.
Sejarah Candi Ratu Boko: Antara Istana dan Tempat Bertapa
Para leluhur dari Wangsa Syailendra atau Mataram Kuno membangun Candi Ratu Boko sekitar abad ke-8. Meskipun masyarakat menyebutnya sebagai “candi,” bentuk dan strukturnya lebih menyerupai kompleks istana atau keraton kuno dibandingkan candi-candi Hindu atau Buddha pada umumnya.
Dalam Prasasti Abhayagiri Wihara yang berasal dari tahun 792 M, penulis prasasti mencatat bahwa Rakai Panangkaran memerintahkan pembangunan tempat bertapa di atas bukit tersebut. Rakai Panangkaran memilih untuk melepaskan takhta dan menjalani kehidupan sebagai pertapa demi menjauhkan diri dari hiruk-pikuk dunia. Karena itu, masyarakat kala itu menyebut tempat ini sebagai Abhayagiri Wihara, yang berarti “biara di bukit tanpa rasa takut.”
Pada masa berikutnya, para raja dari Mataram Kuno menggunakan situs ini sebagai pusat pemerintahan atau keraton. Penggunaan inilah yang membuat masyarakat menamai tempat ini sebagai Ratu Boko, yang berarti “raja” atau “penguasa.”
Nama Ratu Boko sendiri konon berasal dari legenda rakyat Jawa, yaitu Ratu Boko , ayah dari Loro Jonggrang. Cerita ini pun terhubung dengan legenda Candi Prambanan yang sangat terkenal.
Struktur dan Arsitektur Situs Ratu Boko
Berbeda dari candi-candi pada umumnya, kompleks Ratu Boko menampilkan bentuk yang lebih menyerupai istana atau benteng pertahanan. Para arsitek masa lalu membangun situs ini lengkap dengan gerbang utama yang megah, alun-alun, paviliun, kolam pemandian, gua, dan pagar keliling. Inilah bagian-bagian utama dari kompleks Ratu Boko:
Gerbang Utama (Gapura Utama)
Para pembuat bangunan menciptakan gapura bertingkat dari batu andesit yang menjadi ikon Ratu Boko. Mereka menyusun lima pintu sejajar yang kini menjadi spot foto favorit para wisatawan. Saat sore hari, cahaya matahari membingkai gapura ini secara dramatis, menciptakan pemandangan yang memesona.
Pendopo dan Paseban
Setelah melewati gerbang, pengunjung akan memasuki area luas yang diyakini pernah menjadi pendopo atau aula pertemuan. Arsitek zaman dahulu juga membangun paseban yang kemungkinan besar berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu kerajaan.
Kolam dan Petirtaan
Para penghuni masa lampau menggali kolam air atau petirtaan yang unik di area ini. Mereka mungkin menggunakannya untuk mandi suci atau melakukan ritual pembersihan diri. Batu-batu besar mengelilingi kolam ini, dan hingga kini, airnya masih tampak jernih.
Gua Lanang dan Gua Wadon
Di sisi bukit, para pemahat zaman dulu membentuk dua gua yang kini dikenal sebagai Gua Lanang (laki-laki) dan Gua Wadon (perempuan). Para raja atau tokoh spiritual diyakini menggunakan gua-gua ini sebagai tempat untuk bertapa dan mencari ketenangan batin.
Candi Pembakaran (Batu Putih)
Di area lain, para pembuat bangunan mendirikan altar batu putih yang diyakini sebagai tempat pembakaran jenazah atau persembahan. Para arkeolog menemukan abu, arang, dan pecahan tulang di sekitarnya, yang memperkuat dugaan fungsi area ini.
Legenda dan Mitos Ratu Boko
Seperti banyak situs kuno di Jawa, Ratu Boko juga tidak lepas dari legenda. Cerita paling terkenal adalah legenda Loro Jonggrang , yang konon adalah putri dari Ratu Boko. Kisah cinta yang tragis ini melibatkan Bandung Bondowoso, seorang pangeran sakti yang ingin menikahi sang putri.
Loro Jonggrang meminta syarat seribu candi dalam satu malam. Dengan bantuan jin, Bandung hampir menyelesaikannya. Namun, sang putri menggagalkan rencana dengan membuat ayam berkokok palsu agar malam seolah telah usai. Marah karena ditipu, Bandung mengutuk Loro Jonggrang menjadi arca batu — dan itulah yang konon menjadi arca utama di Candi Prambanan .
Legenda ini menambah daya tarik mistis dari Ratu Boko. Banyak orang percaya bahwa energi spiritual masih melestarikan kawasan ini, terutama di sekitar gua dan petirtaan.
Daya Tarik Wisata Ratu Boko
- Sunset Terbaik di Yogyakarta
Banyak pengunjung datang menjelang sore untuk menikmati panorama matahari terbenam yang luar biasa dari atas bukit. Pemandangan ini semakin indah dengan siluet gapura batu dan langit oranye keemasan yang dramatis. Sunset di Ratu Boko bahkan disebut sebagai yang paling romantis di Jogja.
- Spot Fotografi dan Pre-Wedding
Arsitektur batu kuno, nuansa mistis, dan panorama alam menjadikan tempat ini sangat cocok untuk sesi foto profesional. Banyak pasangan yang memilih lokasi ini untuk foto pre-wedding karena suasananya yang artistik dan eksotis.
- Wisata Edukasi Sejarah dan Arkeologi
Bagi pecinta sejarah atau pelajar, Ratu Boko adalah tempat ideal untuk mempelajari peradaban Jawa Kuno. “Para arkeolog dan peneliti datang untuk mengkaji struktur dan artefak yang mereka temukan di tempat ini.”
- Suasana Tenang dan Meditatif
Seperti Candi Prambanan atau Borobudur yang ramai, Ratu Boko lebih tenang dan damai. Cocok untuk kamu yang ingin menyepi sejenak, bermeditasi, atau sekedar menikmati angin semilir bukit.
Harga Tiket Masuk Candi Ratu Boko
Berikut adalah daftar harga tiket terbaru Candi Ratu Boko :
Kategori Tiket | Harga Domestik (WNI) | Harga Internasional (WNA) |
Dewasa | Rp. 50.000 | Rp. 375.000 |
Anak-anak (3-10 tahun) | Rp. 25.000 | Rp. 225.000 |
Paket Terusan (dengan Prambanan) | Rp. 95.000 | Rp. 630.000 |
Parkir Motor | Rp. 3.000 | – |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 | – |
Parkir Bus | Rp. 10.000 | – |
Harga dapat berubah tergantung kebijakan pengelola. Untuk tiket terusan, kamu bisa mengunjungi Prambanan dan Ratu Boko pada hari yang sama.
Jam Buka dan Fasilitas
- Jam Operasional:
Setiap hari, pukul 08.00 – 17.00 WIB (namun banyak yang datang hingga pukul 18.00 khusus menjelang matahari terbenam) - Fasilitas Umum:
- Toilet bersih
- Tempat parkir luas
- Shuttle dari Prambanan
- Warung makan dan kafe
- Gazebo istirahat
- Mushola
- Pusat informasi
Tips Berkunjung ke Candi Ratu Boko
- Datang Saat Sore Hari :
Jika kamu ingin melihat matahari terbenam terbaik, datanglah sekitar pukul 16.00 WIB. Anda punya waktu yang cukup untuk eksplorasi dan berburu foto golden hour. - Gunakan Alas Kaki Nyaman :
Area situs cukup luas dan berbatu, jadi sebaiknya gunakan sepatu yang nyaman untuk berjalan jauh. - Bawa Air Minum Sendiri :
Meski ada warung, membawa air minum sendiri akan lebih hemat dan praktis, apalagi jika kamu menjelajah sampai ke gua. - Hormati Area Suci :
Beberapa pengunjung melakukan meditasi atau ritual spiritual di tempat ini. Hormati ketenangan dan jangan berisik di area gua dan petirtaan. - Gunakan Kamera atau Ponsel yang Bagus :
Karena pencahayaan saat matahari terbenam sangat indah, pastikan kamera atau ponsel Anda siap untuk mengabadikan momen spesial itu.
Cara Menuju Candi Ratu Boko
Alamat : Jl. Raya Piyungan – Prambanan No.2, Gatak, Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5572
Google map : https://maps.app.goo.gl/Nd4ii7C5d5E6YMUKA
- Dari Bandara YIA (Bandara Internasional Yogyakarta) :
Sekitar 1,5 jam berkendara melalui Jalan Wates – Ring Road – Prambanan. - Dari Malioboro :
Sekitar 45 menit berkendara ke arah timur melalui Jalan Solo – Prambanan – belok kanan ke arah Piyungan. - Transportasi Umum :
Kamu bisa naik Trans Jogja koridor 1A menuju Prambanan, lalu lanjut dengan shuttle atau ojek online ke Ratu Boko. - Paket Shuttle dari Candi Prambanan :
Jika kamu mengunjungi Prambanan, tersedia shuttle bus atau minivan yang bisa membawamu langsung ke Ratu Boko (biaya tambahan sekitar Rp20.000–Rp30.000).
Cerita Pengalaman Wisata : Sore Romantis di Ratu Boko
“Kamu berjalan melintasi batu-batu tua, padang hijau membentang dan langit biru menuaungi langkahmu.” Angin sore berhembus lembut, membawa aroma tanah dan sejarah. Langkahmu terhenti di gapura utama — matahari mulai turun, langit berwarna oranye lembut. Gapura dan candi menciptakan siluet yang membentuk lukisan kehidupan yang
Ingin versi yang lebih puitis atau lebih sederhana juga?
“Banyak pengunjung menikmati suasana itu sambil menghabiskan sore di Ratu Boko.” Salah satu pengunjung asal Jakarta, Rani (27), mengatakan:
“Sunset di sini nggak kalah sama pantai. Tapi yang bikin beda, suasananya tenang, mistis tapi adem. Rasanya kayak kembali ke masa lalu.”
Ada pula sekelompok mahasiswa dari Surabaya yang datang untuk tugas arkeologi, mereka membawa alat pengukuran dan kamera drone untuk mendokumentasikan setiap sudut situs.
“Wisatawan mancanegara sering banget datang ke sini hanya karena penasaran sama cerita Loro Jonggran”
Penutup
Candi Ratu Boko bukan sekadar destinasi wisata sejarah. Sebaliknya, tempat ini merupakan perpaduan harmonis antara keindahan alam, warisan budaya, cerita legenda, dan pengalaman spiritual yang mendalam. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika situs ini semakin populer sebagai lokasi penyembuhan, tempat berburu foto, maupun sekadar ruang untuk menikmati sore yang tenang dan nyaman.
Maka dari itu, jika kamu sedang merencanakan perjalanan ke Yogyakarta, jangan hanya berhenti di Prambanan atau Malioboro. Sebaiknya, luangkan sedikit waktu untuk menanjak ke atas bukit dan rasakan sendiri keajaiban yang ditawarkan oleh Candi Ratu Boko.