Surabaya menyuguhkan lebih dari sekadar hiruk-pikuk kota besar, pusat perbelanjaan, atau kuliner legendaris. Di sisi timurnya, Kota Surabaya menghadirkan Klenteng Sanggar Agung Kenjeran yang memesona dan sarat makna. Masyarakat juga menyebutnya Hong San Tang. Klenteng ini tidak hanya melayani umat Tridharma (Konghucu, Tao, dan Buddha) untuk beribadah, tetapi juga mengundang wisatawan yang ingin merasakan pengalaman spiritual dan budaya yang mengagumkan.
Menghadap langsung ke pantai Kenjeran, Klenteng Sanggar Agung menghadirkan suasana tenang, udara segar laut, dan arsitektur megah khas Tionghoa yang memukau. Tak hanya umat yang ingin beribadah, para wisatawan dari berbagai latar belakang pun banyak berdatangan karena keunikan dan aura damainya.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami kisah panjang berdirinya klenteng ini, makna arsitekturnya, daya tarik utamanya, legenda-legenda yang menyelimutinya, hingga tips dan informasi lengkap seputar kunjungan wisata. Mari kita mulai perjalanan spiritual dan budaya ini!
Sejarah Klenteng Sanggar Agung Kenjeran
Lie Bie Tian, seorang tokoh Tridharma dari Surabaya yang juga memimpin Majelis Agama Tridharma Indonesia (MATRI), memulai pembangunan Klenteng Sanggar Agung pada tahun 1997 dan meresmikannya sepenuhnya pada tahun 2000.
Ia membangun klenteng ini setelah mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam dan memiliki keinginan kuat untuk menciptakan tempat ibadah yang menyatu dengan alam, khususnya laut. Oleh karena itu, ia memilih untuk membangun klenteng yang menjorok ke laut dan menghadap langsung ke Selat Madura.
Keunikan Sanggar Agung terletak pada konsepnya yang berbeda dari klenteng-klenteng lainnya. Klenteng ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang terbuka untuk umum. Sanggar Agung menghadirkan berbagai simbol spiritual dari tiga agama sekaligus dalam satu lokasi, yang mencerminkan semangat toleransi dan harmoni antarumat beragama di Indonesia.
Arsitektur dan Simbolisme
Begitu memasuki area klenteng, kamu akan langsung disambut oleh gerbang besar bergaya oriental dengan warna merah menyala yang identik dengan simbol keberuntungan dalam budaya Tionghoa. Di bagian dalamnya, suasana magis langsung terasa.
Beberapa elemen arsitektur mencolok di antaranya:
Patung Dewi Kwan Im Raksasa
Salah satu daya tarik utama di sini adalah patung Dewi Kwan Im setinggi 20 meter yang menghadap ke laut. Dikelilingi oleh dua ekor naga besar dan empat pengawal surgawi, patung ini menjadi simbol kasih sayang, perlindungan, dan harapan.
Menurut cerita lokal, pembangunan patung ini terjadi setelah beberapa umat mengaku melihat penampakan Dewi Kwan Im di area laut Kenjeran. Momen itu dianggap sebagai pertanda ilahi sehingga patung pun dibangun sebagai bentuk penghormatan.
Arca dan Relief Spiritualitas
Selain patung utama, kamu juga bisa menemukan berbagai patung lain seperti Dewa Samudera, patung Buddha, dan relief kisah-kisah spiritual yang menghiasi dinding dan pelataran klenteng.
Gapura Naga
Gapura berbentuk naga kembar yang berdiri menjulang di atas jembatan menuju laut adalah spot favorit wisatawan. Dari sini, kamu bisa melihat pemandangan laut dan matahari terbenam yang sangat memanjakan mata.
Daya Tarik Wisata Klenteng Sanggar Agung
Meski merupakan tempat ibadah, Klenteng Sanggar Agung tetap membuka diri sebagai lokasi wisata. Berikut beberapa daya tarik utama yang bisa kamu nikmati:
- Pemandangan Laut dan Sunset
Posisi klenteng yang berada di tepi laut membuatnya menjadi spot sunset yang sangat ikonik di Surabaya. Banyak pengunjung datang menjelang sore hanya untuk menikmati cahaya keemasan matahari terbenam yang membias di permukaan laut, diiringi angin sejuk dari pantai.
- Spot Foto Estetik
Hampir setiap sudut klenteng ini sangat Instagrammable. Mulai dari patung Dewi Kwan Im, gapura naga, hingga lorong-lorong penuh lampion, semuanya sangat cocok dijadikan latar untuk foto.
- Wisata Rohani dan Meditasi
Bagi mereka yang mencari kedamaian, tempat ini menyediakan ruang meditasi yang tenang. Banyak pula yang datang untuk sekadar menenangkan diri, membakar dupa, atau melakukan refleksi spiritual.
- Festival Budaya
Pada perayaan hari-hari besar Tionghoa seperti Imlek atau Waisak, Klenteng Sanggar Agung seringkali menggelar festival budaya yang meriah. Tarian barongsai, pertunjukan musik, dan bazar kuliner turut menyemarakkan suasana.
Cerita Mistis dan Legenda Lokal
Tak lengkap rasanya jika tak membahas cerita-cerita mistis yang mengelilingi tempat ini. Berikut beberapa legenda yang berkembang:
Penampakan Dewi Kwan Im
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa umat mengaku melihat penampakan Dewi Kwan Im di atas permukaan laut Kenjeran. Mereka meyakini bahwa penampakan itu merupakan wujud nyata kasih sayang sang dewi kepada umatnya.
Naga Laut Penjaga
Ada yang percaya bahwa dua naga besar yang mengapit patung Kwan Im bukan hanya dekorasi, melainkan simbol penjaga laut yang benar-benar menjaga klenteng dari bencana. Banyak nelayan yang merasa selamat dari badai setelah berdoa di sini.
Harga Tiket Masuk dan Informasi Wisata
Berikut informasi tiket dan fasilitas yang bisa kamu temukan saat mengunjungi Klenteng Sanggar Agung :
Tabel Harga Tiket Masuk Klenteng Sanggar Agung
Kategori Pengunjung | Harga Tiket Masuk |
Dewasa | Rp. 10.000 |
Anak-anak (di bawah 10) | Gratis |
Turis Mancanegara | Rp. 20.000 |
Parkir Motor | Rp. 3.000 |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 |
Harga dapat berubah tergantung kebijakan pengelola. Khusus hari raya besar, kadang tiket digratiskan.
Fasilitas Pendukung
Berikut fasilitas yang tersedia di area wisata:
- Area parkir luas
- Toko suvenir dan oleh-oleh
- Warung makan dan jajanan halal maupun non-halal
- Toilet dan tempat wudhu
- Spot foto khusus wisatawan
- Area ibadah tertutup untuk umat Tridharma
Lokasi dan Alamat Lengkap
Alamat : Jl. Sukolilo No.100, Sukolilo Baru, Kecamatan Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur 60122
Google map : https://maps.app.goo.gl/o8kiuRCox1WLjm6G8
Menggunakan Kendaraan Pribadi :
- Dari pusat kota Surabaya (Tunjungan Plaza), arahkan ke timur menuju Jembatan Suramadu.
- Ikuti papan penunjuk ke arah Kenjeran Park.
- Setelah memasuki Kenpark, cari petunjuk ke “Sanggar Agung Temple”.
Transportasi Umum:
- Naik angkot atau bus ke Terminal Joyoboyo.
- Lanjut dengan ojek online atau taksi ke Kenpark (sekitar 30 menit).
Waktu Terbaik untuk Berkunjung
- Pagi hari (08.00 – 10.00): udara masih segar dan belum ramai.
- Sore hari (16.00 – 18.00): cocok menikmati sunset.
- Hindari siang hari saat matahari terik karena area outdoor cukup panas.
Etika Berkunjung ke Klenteng
Karena tempat ini adalah tempat ibadah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pakai pakaian sopan (hindari celana pendek dan baju tanpa lengan).
- Jangan membuat keributan.
- Jangan memotret orang yang sedang beribadah tanpa izin.
- Tidak membawa makanan/minuman ke area suci.
- Hormati simbol-simbol keagamaan.
Tips Liburan ke Klenteng Sanggar Agung
- Bawa kamera atau smartphone dengan baterai penuh.
- Gunakan alas kaki yang nyaman karena kamu akan banyak berjalan.
- Bawa topi atau payung jika datang siang hari.
- Siapkan uang tunai untuk tiket dan membeli suvenir.
- Tanyakan jadwal event budaya agar bisa menyaksikan perayaan menarik.
Penutup : Lebih dari Sekadar Klenteng
Klenteng Sanggar Agung Kenjeran tidak hanya menyelenggarakan aktivitas ibadah, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai spiritual, budaya, dan kedamaian yang ditawarkan kota Surabaya. Setiap sudutnya menyimpan makna, setiap patung memiliki cerita, dan setiap pengunjung akan membawa pulang pengalaman yang tak terlupakan.
Jika kamu mencari tempat wisata yang bisa menyentuh hati, menyegarkan pikiran, sekaligus menambah koleksi foto keren—maka Sanggar Agung adalah jawabannya.
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (Q&A)
Q: Apakah non-Tionghoa boleh masuk Klenteng Sanggar Agung?
A: Tentu boleh! Pengelola membuka tempat ini untuk umum selama pengunjung menjaga sopan santun.
Q: Apakah ada pemandu wisata di lokasi?
A: Klenteng memang tidak menyediakan pemandu resmi, tapi para pengurus siap membantu jika kamu ingin mengetahui sejarahnya.
Q: Apakah boleh membawa makanan sendiri?
A: Kamu boleh membawa makanan, tapi sebaiknya kamu memakannya di luar area utama klenteng.
Q: Apakah buka setiap hari?
A: Klenteng melayani pengunjung setiap hari, mulai pukul 08.00 hingga 20.00.
Q: Apakah bisa foto-foto di dalam klenteng?
A: Kamu boleh mengambil foto, asalkan tidak mengganggu aktivitas ibadah di area yang sedang digunakan.