Yogyakarta terkenal dengan kekayaan budayanya yang kental, mulai dari Keraton, batik, hingga berbagai situs bersejarah. Namun, di balik hiruk-pikuk kota ini, tersembunyi sebuah tempat yang mencerminkan momen dan ketenangan: Taman Sari. Destinasi wisata ini bukan sekadar bangunan tua atau biara kuno—Taman Sari adalah saksi bisu cinta, politik, dan seni arsitektur Jawa pada masa lalu.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi seluk-beluk Taman Sari secara mendalam. Mulai dari asal-usulnya, arsitektur yang unik, kisah-kisah mistis yang berkembang, hingga tips praktis buat kamu yang ingin berkunjung ke sana. Siapkan dirimu untuk menyelami atmosfer yang menawan, seolah-olah kamu sedang kembali ke masa lalu bersama para sultan dan putri-putri keraton.
Sejarah Singkat Taman Sari
Sri Sultan Hamengku Buwono I membangun Taman Sari pada abad ke-18. Ia menyelesaikan proyek ini sekitar tahun 1765 dan menggunakannya sebagai taman kerajaan sekaligus tempat peristirahatan bagi keluarganya. Dalam bahasa Jawa, kata “Taman” berarti taman atau kebun, sedangkan “Sari” berarti indah atau bunga. Jadi, masyarakat dapat mengartikan Taman Sari sebagai taman yang cantik.
Namun, masyarakat tidak hanya menggunakan Taman Sari sebagai taman biasa. Mereka menjadikannya sebagai kompleks istana air yang memiliki kolam-kolam pemandian, kanal bawah tanah, serta ruangan-ruangan tersembunyi. Para selir dan istri-istri sultan sering mandi di sana, dan sultan memilih calon permaisurinya dengan cara mengamati mereka dari atas menara yang disebut Gardu Pandang.
Selain sebagai tempat hiburan, Sultan juga memfungsikan Taman Sari sebagai benteng pertahanan. Ia merancang beberapa bagian kompleks ini agar dapat menghindari serangan musuh. Sultan bahkan membangun jalur-jalur rahasia yang menghubungkan Keraton Yogyakarta ke luar kota.
Desain dan Arsitektur yang Unik
Taman Sari menonjol karena memadukan arsitektur Jawa, Portugis, dan Belanda secara harmonis. Arsitek utama yang merancang kompleks ini diyakini seorang Portugis bernama Demang Tegis, yang berhasil menciptakan gaya bangunan yang tak biasa.
Beberapa elemen arsitektur yang menarik antara lain:
-
Kolam Pemandian: Para perancang mengelilingi kolam ini dengan bangunan berornamen khas Jawa dan Eropa. Mereka juga mengalirkan air jernih yang memperindah pancuran serta taman kecil di sekitarnya.
-
Menara Pengawas: Sultan menggunakan menara ini untuk mengamati para selirnya saat mandi.
-
Terowongan Bawah Tanah: Para pekerja membangun terowongan ini sebagai jalur evakuasi sekaligus tempat persembunyian yang strategis.
-
Masjid Bawah Tanah (Sumur Gumuling): Para arsitek membentuk masjid ini secara melingkar, lengkap dengan panggung tengah dan tangga menyilang ke empat arah.
Dengan desain yang unik ini, Taman Sari tidak hanya menyajikan nilai sejarah tetapi juga visual yang sangat estetis. Tak heran kalau tempat ini juga menjadi spot favorit untuk pre-wedding dan syuting film.
Cerita Mistis dan Romantis dari Masa Lalu
Tidak lengkap pembicaraan Taman Sari tanpa mengangkat kisah-kisah yang berkembang di balik temboknya yang penuh rahasia.
- Legenda Putri Keraton
Konon, ada cerita mengenai seorang selir Sultan yang jatuh cinta dengan penjaga istana. Hubungan ini tentu saja dilarang dan berakhir tragis. Banyak yang percaya bahwa arwah selir tersebut masih menghuni beberapa ruangan di kompleks Taman Sari, terutama di malam hari.
- Jalur Rahasia ke Pantai Selatan
Ada pula kepercayaan bahwa terowongan di bawah Taman Sari dulunya menyambung hingga ke Pantai Parangtritis. Jalur ini digunakan Sultan untuk bersemedi dan berkomunikasi dengan Kanjeng Ratu Kidul. Meski belum terbukti secara ilmiah, kisah ini semakin memperkuat aura mistis dari Taman Sari.
Menjelajahi Spot Menarik di Taman Sari
- Kolam Pemandian Umbul Binangun
Ini adalah ikon dari Taman Sari. Terdiri dari kolam tiga utama yang dipisahkan oleh dinding dan tangga. Air kolam ini berasal dari mata air alami dan dulu dipercaya bisa membuat awet muda.
- Sumur Gumuling
Masjid bawah tanah yang bisa diakses melalui lorong gelap. Di tengahnya terdapat podium bundar dengan empat tangga yang membentuk simbol spiritual. Akustik di dalam Sumur Gumuling sangat unik; suara bisa terdengar jelas meski berbisik.
- Lorong Bawah Tanah
Lorong ini dulu digunakan sebagai jalur rahasia untuk menyelamatkan Sultan saat terjadi serangan. Kini, pengunjung bisa menelusurinya dan merasakan sensasi seperti berada di dalam labirin.
- Bangunan Kenongo
Merupakan bangunan tertinggi di kompleks Taman Sari. Dari atas, kamu bisa melihat pemandangan kota Yogyakarta dan struktur Taman Sari secara keseluruhan.
- Kampung Taman dan Batik Tradisional
Di sekitar kawasan Taman Sari juga terdapat kampung wisata di mana pengunjung dapat melihat proses pembuatan batik tulis dan kualifikasi jajanan khas Yogyakarta.
Harga Tiket Masuk Taman Sari (Update)
Berikut daftar harga tiket masuk Taman Sari :
Kategori Tiket | Harga |
Wisatawan Domestik (Dewasa) | Rp. 10.000 |
Wisatawan Domestik (Anak) | Rp. 5.000 |
Wisatawan Asing | Rp. 20.000 |
Biaya Kamera | Rp. 3.000 |
Biaya Guide (opsional) | Rp. 50.000(Mulai dari) |
Parkir Motor | Rp. 3.000 |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 |
Jam Operasional
Taman Sari buka setiap hari, termasuk hari libur nasional.
- Jam Buka : 08.00 WIB
- Jam Tutup : 16.00 WIB
Datanglah pagi hari agar kamu bisa menikmati suasana yang tenang dan tidak terlalu ramai.
Tips Berkunjung ke Taman Sari
- Gunakan Sepatu Nyaman
Banyak jalanan berbatu dan tangga curam, jadi sepatu yang nyaman sangat membantu. - Bawa Kamera atau HP Full Baterai
Taman Sari punya banyak spot instagramable. Jangan sampai kehabisan baterai di tengah eksplorasi. - Ikut Pemandu Wisata
Kalau kamu suka cerita sejarah, menyewa pemandu akan memperkaya pengalamanmu. Mereka bisa menceritakan sejarah dan rahasia Taman Sari dengan sangat hidup. - Hindari Waktu Hujan
Beberapa bagian tidak berat, dan jalanan bisa jadi licin. - Hargai Aturan dan Kebersihan
Beberapa area dilarang untuk diinjak atau dijajah. Patuhi aturan agar tempat ini tetap terjaga keasriannya.
Lokasi dan Cara Menuju Taman Sari
Alamat : Patehan, Kraton, Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta 55133
Google map : https://maps.app.goo.gl/RcLg2sgWnYbYHAvZ9
Wisata Sekitar Taman Sari
Kamu juga bisa mengunjungi tempat-tempat menarik lain yang dekat dari Taman Sari, seperti:
- Keraton Yogyakarta – Hanya 10 menit jalan kaki
- Alun-Alun Kidul (Alkid) – Cocok untuk kuliner malam
- Malioboro – Surga belanja oleh-oleh
- Pasar Ngasem – Pasar tradisional dengan nuansa lokal yang kuat
Cerita Perjalanan : Sehari di Taman Sari
Saya tiba di Taman Sari sekitar pukul 08.30 pagi. Aku menghirup udara pagi yang menyegarkan, sementara cahaya matahari menyinari dengan lembut sela-sela bangunan tua yang perlahan menghita
Tiket saya beli hanya Rp. 10.000—murah banget untuk tempat sejarah yang megah ini.
Saya memulai dari kolam Umbul Binangun. “Udara kolam memantulkan langit biru, dan suara gemericik udara menenangkan hati.” Ada beberapa turis asing juga yang tampak terpesona. Saat menaiki menara pengawas, saya membayangkan bagaimana Sultan duduk di sana, mengamati para selir yang mandi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sumur Gumuling. Masuk lorongnya agak gelap dan lembap, tapi suasananya magis. Di dalam, saya bisa mendengar suara pemandu yang sedang menjelaskan tentang simbolisme Islam dan akustik unik ruangan itu.
Waktu semakin siang, dan sinar matahari menyusup melalui celah-celah dinding. Saya menutup perjalanan dengan naik ke Gedung Kenongo dan melihat kota dari ketinggian. Angin berembus lembut, dan saya merasa seolah menyatu dengan sejarah.
Kesimpulan
Taman Sari bukan hanya tempat wisata biasa. Ia adalah pintu menuju masa lalu, tempat di mana udara, arsitektur, cinta, dan legenda menyatu dalam harmoni yang luar biasa. Buat kamu yang sedang liburan di Yogyakarta, Taman Sari wajib banget masuk dalam daftar kunjunganmu.
Dengan harga tiket yang terjangkau dan pengalaman yang memikat, Taman Sari cocok untuk semua kalangan: dari pecinta sejarah, fotografer, keluarga, hingga pelancong solo.
Jika kamu ingin menjelajah lebih jauh tentang budaya Jawa dan merasakan denyut kehidupan kerajaan masa lalu, maka Taman Sari adalah jawabannya .