Di tengah hiruk-pikuk Kota Medan, berdirilah bangunan megah yang menjadi penanda kekayaan spiritual dan budaya masyarakat Sumatera Utara: Masjid Raya Al Mashun. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan keagamaan dan objek wisata religi yang menarik ribuan pengunjung setiap minggu.
Kemegahan arsitektur, sejarah panjang yang menyertainya, dan aura sakral yang terpancar dari setiap sudut bangunan menjadikan masjid ini sebagai salah satu destinasi utama dalam wisata religi di Indonesia. Dibangun sejak awal abad ke-20, Masjid Raya Al Mashun telah menjadi saksi perubahan zaman sekaligus penjaga warisan Islam yang luhur.
SEJARAH MASJID: PUNCAK KEBESARAN SULTAN DELI
Pada tahun 1906, Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun. Sebagai penguasa Kesultanan Deli, ia ingin menghadirkan masjid yang bukan hanya megah, tetapi juga mencerminkan kejayaan kerajaannya dan menjadi pusat spiritual umat Islam di wilayahnya.
Setelah tiga tahun bekerja keras, Sultan meresmikan masjid ini pada tahun 1909. Ia mengundang arsitek dan seniman dari berbagai negara untuk mewujudkan visinya. Sultan juga memilih material terbaik dari mancanegara—ia mendatangkan marmer dari Italia, kaca patri dari Jerman, dan lampu gantung kristal dari Prancis. Semua itu menunjukkan kesungguhannya dalam membangun tempat ibadah yang istimewa bagi rakyatnya
ARSITEKTUR: PERPADUAN TIMUR DAN BARAT YANG MEMPESONA
Saat pertama kali melangkah ke pelataran masjid, pengunjung langsung melihat bangunan segi delapan yang unik. Kubah utama berwarna hitam legam menjulang anggun, dikelilingi empat kubah kecil di setiap penjuru.
Desain masjid ini memadukan arsitektur Melayu, Timur Tengah, India, dan Eropa. Pilar-pilar besar bergaya Moorish menopang bagian dalam ruangan, sementara pintu dan jendela lengkung tinggi mempertegas kesan agung.
Lantai masjid menggunakan marmer berkilau yang tetap terasa sejuk meski suhu luar menyengat. Kaligrafi indah menghiasi dinding dan langsung membangkitkan nuansa spiritual sejak langkah pertama masuk ke dalam.
INTERIOR: KEANGGUNAN YANG MENGHADIRKAN KEKHUSYUKAN
Bagian dalam masjid menyimpan suasana yang lebih hening dan meneduhkan. Mihrab yang terletak di sisi barat dihiasi dengan ornamen Islami berwarna emas dan biru tua, memancarkan nuansa sakral. Di atasnya, lampu gantung kristal yang menjuntai dari langit-langit tinggi menjadi pusat perhatian.
Ruang salat utama begitu luas dan mampu menampung hingga 2000 jemaah sekaligus. Terasa sekali bagaimana desain ruang dalam masjid ini mengutamakan kenyamanan dan kekhusyukan, tanpa mengabaikan estetika.
KEGIATAN KEAGAMAAN: TAK HANYA UNTUK SHALAT
Masjid Raya Al Mashun bukan hanya tempat salat lima waktu dan Jumat. Di sini, umat Islam berkumpul untuk pengajian rutin, diskusi keagamaan, kajian tafsir, dan pembelajaran Al-Qur’an untuk anak-anak dan remaja.
Setiap Ramadan, suasana masjid menjadi lebih hidup. Ratusan orang berbuka puasa bersama di halaman. Tadarus Al-Qur’an menggema hingga larut malam, dan salat tarawih dilaksanakan dengan penuh semangat kebersamaan.
WISATA RELIGI: DESTINASI YANG MENYATUKAN IMAN DAN BUDAYA
Wisatawan yang datang ke Masjid Raya Al Mashun tidak hanya berasal dari Medan atau daerah sekitarnya, tetapi juga dari luar Sumatra dan mancanegara. Banyak turis Malaysia, Singapura, bahkan Timur Tengah menjadikan masjid ini sebagai bagian dari wisata religi dan sejarah.
Pemandu lokal siap menjelaskan sejarah masjid dan filosofi arsitekturnya dalam berbagai bahasa. Di luar masjid, para pedagang menjajakan oleh-oleh khas seperti peci, mukena, tasbih, serta buku-buku Islami.
AKSES DAN LOKASI: STRATEGIS DI PUSAT KOTA
Alamat : Jl. Mahkamah No.74c, RT.02, Mesjid, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20212
Google MAp : https://maps.app.goo.gl/fu5HmyCUxJA1Nkbf9
Masjid ini terletak di Jalan Sisingamangaraja, Medan Kota, hanya sekitar 2 kilometer dari Stasiun Medan dan sangat mudah diakses dengan kendaraan umum maupun pribadi. Dari Bandara Kualanamu, pengunjung dapat menempuh perjalanan sekitar 45 menit dengan mobil.
Lokasinya yang strategis membuat masjid ini menjadi titik awal ideal untuk menjelajah kota Medan, termasuk ke Istana Maimun yang hanya beberapa ratus meter jauhnya.
FASILITAS PENDUKUNG: NYAMAN UNTUK SEMUA PENGUNJUNG
Meski dibangun lebih dari seabad lalu, Masjid Raya Al Mashun memiliki fasilitas yang lengkap dan modern:
- Tempat wudu luas dan bersih
- Toilet terpisah untuk pria dan wanita
- Area parkir cukup luas untuk kendaraan pribadi dan bus wisata
- Pusat informasi bagi pengunjung
- Taman terbuka untuk bersantai
- Penitipan alas kaki dan rak buku Islami
- Ruang khusus wanita dan lansia
TABEL INFO KUNJUNGAN DAN BIAYA
Keterangan | Informasi |
Lokasi | Jl. Sisingamangaraja No.61, Medan Kota, Sumatera Utara |
Jam Buka | 04.00 – 22.00 WIB |
Harga Tiket Masuk | Gratis |
Biaya Parkir | Motor: Rp. 3.000, Mobil: Rp. 5.000 |
Waktu Ramai | Jumat, Ramadan, Hari Raya |
Fasilitas Tur | Gratis (sukarela memberi donasi ke pengelola) |
Akses Transport | Bus kota, becak motor, ojek online, taksi |
Pakaian yang Disarankan | Sopan dan menutup aurat |
ETIKA DAN TIPS BERKUNJUNG
- Berpakaian sopan dan tertutup, baik bagi pria maupun wanita.
- Lepas alas kaki sebelum masuk ruang utama masjid.
- Jaga ketenangan dan tidak berisik saat di dalam masjid.
- Jika ingin mengambil foto, hindari saat waktu salat agar tidak mengganggu jemaah.
- Hormati kegiatan ibadah yang sedang berlangsung.
- Gunakan jasa pemandu lokal jika ingin mendapatkan penjelasan mendalam.
PENUTUP: SIMBOL KESATUAN DAN SPIRITUALITAS
Masjid Raya Al Mashun bukan hanya kebanggaan warga Medan, tetapi juga simbol kesatuan umat Islam di tengah kota yang multikultural. Siapa pun yang datang ke sini — baik sebagai wisatawan, peziarah, maupun pencari ketenangan — akan merasakan aura keagungan dan kedamaian yang terpancar dari setiap sudutnya.
Di tengah derasnya arus modernitas, masjid ini tetap berdiri kokoh, menjaga warisan spiritual dan sejarah. Mengunjungi Masjid Raya Al Mashun bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan hati, menyentuh sisi terdalam dari makna ibadah, kesederhanaan, dan kebersamaan.