Di antara jalanan tenang Kota Bengkulu, berdiri sebuah rumah kayu bergaya lama yang tampak sederhana. Warnanya teduh, halamannya lapang, dan suasananya tenang seperti menunggu seseorang pulang.
Itulah Rumah Ibu Fatmawati Soekarno — rumah kelahiran penjahit Sang Saka Merah Putih, istri Bung Karno, sekaligus Ibu Negara pertama Indonesia. Rumah ini bukan sekadar bangunan bersejarah. Ia adalah saksi lahirnya cinta, semangat perempuan, dan benang-benang kemerdekaan.
Sejarah Singkat Ibu Fatmawati
Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 di Bengkulu dari pasangan Hassan Din dan Siti Chadijah. Fatmawati pun tumbuh sebagai anak yang cerdas, sopan, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Pada tahun 1938, ketika pemerintah kolonial mengasingkan Bung Karno ke Bengkulu, Fatmawati masih remaja. Namun, kepribadiannya yang memikat berhasil menyentuh hati Bung Karno. Dari hubungan antara guru dan murid, tumbuhlah cinta yang kemudian membawa mereka ke jenjang pernikahan pada tahun 1943.
Tapi Fatmawati tidak hanya berperan sebagai istri tokoh proklamator. Dengan menggunakan mesin jahit tangan sederhana, Fatmawati menjahit bendera itu dengan penuh cinta dan harapan, dari sebuah ruang sunyi—dan dari ketulusan hatinya.
Arsitektur dan Isi Rumah
Rumah ini kini dijadikan museum terbuka dan dilestarikan dengan baik oleh pemerintah. Meskipun bangunannya tidak besar, aura yang dipancarkannya luar biasa.
Bangunan Luar:
-
Rumah panggung kayu bergaya kolonial
-
Warna cat putih dengan aksen hijau atau cokelat tua
-
Tangga kayu kecil menuju teras
-
Halaman luas dan rindang dengan tanaman tropis
Bagian Dalam:
-
Ruang Tamu:
Tempat keluarga Fatmawati menerima tamu. Masih terdapat kursi rotan asli dan meja tua. -
Kamar Tidur Fatmawati:
Dihiasi ranjang besi, lemari pakaian, dan beberapa benda pribadi peninggalan beliau. -
Ruang Jahit:
Di sinilah replikasi mesin jahit tua yang digunakan Fatmawati menjahit bendera Merah Putih dipamerkan. Ruangan ini penuh makna—tenang, kecil, dan menyentuh hati. -
Ruang Galeri Foto:
Memajang foto-foto Fatmawati dari masa remaja hingga menjabat sebagai Ibu Negara. Termasuk foto-foto bersama Bung Karno dan anak-anak mereka. -
Dokumentasi dan Artefak:
Surat-surat pribadi, potongan berita lama, pakaian adat Bengkulu, dan benda kenangan keluarga Soekarno–Fatmawati.
Aura Cinta dan Semangat Perempuan
Tidak banyak rumah yang bisa menyampaikan energi cinta dan perjuangan seperti ini. Rumah Fatmawati bukan rumah mewah. Tapi justru di kesederhanaannya itulah kekuatan terpancar.
Kisah cintanya dengan Bung Karno dimulai dari ruang-ruang kecil ini.
Kemandiriannya, keberaniannya menjadi Ibu Negara di usia muda, dan kemampuannya menjaga rumah tangga serta bangsa — semuanya terasa hidup di rumah ini.
Fatmawati adalah simbol:
Bahwa perempuan bisa menjadi cahaya di tengah gelap sejarah.
Suasana Hari Ini
Kini, rumah ini ramai dikunjungi wisatawan sejarah, pelajar, dan pecinta sejarah nasional. Tapi suasananya tetap tenang dan sakral. Petugas museum akan menyambutmu dengan ramah dan siap menjelaskan isi rumah dengan detail.
Saat kamu melangkah dari satu ruangan ke ruangan lain, kamu akan merasa seperti melihat lukisan hidup dari masa lalu.
Tabel Harga Tiket Masuk
Kategori Pengunjung | Harga Tiket |
---|---|
Dewasa | Rp. 5.000 |
Pelajar | Rp. 3.000 |
Turis Asing | Rp. 10.000 |
Parkir Motor | Rp. 2.000 |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 |
Gratis untuk kunjungan edukasi sekolah dengan surat izin.
Fasilitas
-
Area parkir
-
Toilet & musala
-
Pemandu wisata (opsional)
-
Toko souvenir kecil
-
Informasi sejarah terpampang jelas di dalam ruangan
Aktivitas yang Bisa Dilakukan
Mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati bukan sekadar jalan-jalan ke tempat bersejarah, tapi juga perjalanan batin menyusuri jejak seorang ibu bangsa. Di rumah panggung sederhana ini, kamu bisa melakukan berbagai aktivitas yang tak hanya menarik, tapi juga menyentuh sisi emosional dan nasionalisme.
1. Menjelajahi Isi Rumah dan Mengenang Jejak Fatmawati
Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah menjelajahi setiap sudut rumah. Rumah ini masih mempertahankan bentuk aslinya—rumah panggung khas Bengkulu—dengan perabotan lama yang sebagian besar adalah milik Fatmawati saat masih muda.
2. Melihat Replika Mesin Jahit Merah Putih
Salah satu benda paling ikonik di rumah ini adalah replika mesin jahit tangan yang digunakan Ibu Fatmawati untuk menjahit bendera Merah Putih pertama. Mesin sederhana ini diletakkan dalam ruang khusus dan menjadi pusat perhatian para pengunjung.
3. Foto-Foto Vintage di Rumah Panggung Klasik
Rumah Fatmawati juga merupakan lokasi foto yang sangat cantik bagi pecinta gaya klasik dan sejarah. Dengan latar rumah kayu tradisional, jendela besar dengan cahaya natural, dan suasana jadul yang autentik, kamu bisa mendapatkan foto-foto vintage yang penuh karakter.
4. Belajar Sejarah Peran Perempuan dalam Kemerdekaan
Museum ini juga menjadi ruang edukasi yang penting, khususnya tentang kontribusi perempuan dalam perjuangan bangsa. Selain Fatmawati, kamu bisa menemukan informasi dan cerita tentang tokoh-tokoh perempuan lain yang turut berjuang—baik sebagai pendukung pergerakan, penulis, pengajar, hingga pejuang garis depan.
5. Diskusi Sejarah Bersama Petugas Museum
Kalau kamu suka berdiskusi, berbincanglah dengan petugas museum. Dari kisah cinta Bung Karno dan Fatmawati, detail proses menjahit bendera, hingga peran keluarga Fatmawati dalam masyarakat Bengkulu—semuanya bisa kamu gali lebih dalam.
Rumah Ibu Fatmawati bukan hanya tempat untuk dilihat, tapi ruang untuk merenung dan belajar. Setiap aktivitas di sini membuka ruang baru dalam memahami makna perjuangan, cinta, dan pengorbanan dalam wujud yang sederhana namun sangat mulia.
Lokasi dan Rute
Rumah Ibu Fatmawati berada di Jalan Fatmawati, Kota Bengkulu, tidak jauh dari pusat kota dan sangat mudah diakses:
Alamat: Jl. Fatmawati No.10, Penurunan, Kec. Ratu Samban, Kota Bengkulu, Bengkulu 38222
Google Maps: https://maps.app.goo.gl/Z9gGNjfFBx25wRU19
-
Dari Bandara Fatmawati Soekarno: ±30 menit
-
Dari Rumah Pengasingan Bung Karno: ±10 menit
-
Dari Benteng Marlborough: ±15 menit
-
Bisa dicapai dengan motor, mobil, atau ojek online
Tips Berkunjung
-
Datang pagi atau sore hari – agar tidak terlalu panas dan lebih tenang
-
Gunakan pakaian sopan – karena ini situs sejarah nasional
-
Luangkan waktu minimal 1 jam – untuk menyerap suasana dan info
-
Ajak anak atau keponakan – biar mereka kenal tokoh perempuan Indonesia
-
Jangan sentuh benda koleksi langsung – cukup lihat dan hormati peninggalan sejarahnya
Penutup: Dari Jahitan Sunyi, Berkibarlah Merah Putih
Dari rumah kecil ini, Fatmawati menumbuhkan cinta besar untuk bangsanya. Dengan tangan mungilnya, ia menjahit bendera Merah Putih—bukan sekadar dari kain, tetapi dari air mata, doa, dan harapan yang ia rajut dalam keheningan.
Rumah Ibu Fatmawati Soekarno mengingatkan kita, bahwa sejarah tak selalu tercipta dari perang dan pidato. Perempuan pun ikut membentuk masa depan bangsa, meski mereka bekerja dalam diam, tanpa sorotan.
Dari balik dinding rumah ini, Fatmawati menjahit masa depan Indonesia, satu jahitan dalam senyap, untuk satu bangsa yang merdeka.