Di sebuah sudut tenang di Kota Bengkulu, berdiri rumah sederhana bergaya kolonial, berwarna putih bersih dengan jendela kayu yang masih kokoh. Sekilas tak ada yang istimewa. Tapi begitu kamu melangkah masuk, udara terasa berbeda. Dinding-dinding itu seakan menyimpan suara—bukan teriakan atau sorak sorai, tapi bisikan sejarah.
Inilah Rumah Pengasingan Bung Karno, tempat di mana sang Proklamator Republik Indonesia menjalani masa pengasingan selama empat tahun, dari 1938 hingga 1942, oleh pemerintah kolonial Belanda.
Namun bukan hanya perjuangan yang ditulis di tempat ini, tapi juga kisah cinta.
Di rumah ini, Soekarno bertemu dengan gadis muda yang kelak menjadi Ibu Negara pertama Indonesia: Fatmawati.
Latar Belakang Sejarah
Setelah aktif dalam berbagai gerakan nasionalis di tanah Jawa, Soekarno dianggap berbahaya oleh penjajah Belanda. Sebagai upaya membungkam pergerakannya, ia diasingkan ke tempat-tempat jauh dari pusat kekuasaan—termasuk ke Bengkulu.
Pada tahun 1938, Bung Karno tiba di Bengkulu dan ditempatkan di sebuah rumah milik seorang saudagar Tionghoa. Di sinilah ia menulis, mengajar, berkebun, dan merancang masa depan kemerdekaan, meski dalam keterbatasan.
Pengasingan tidak membuat semangatnya padam. Justru di tengah sunyi, gagasan-gagasan besar lahir.
Arsitektur dan Bagian Rumah
Bangunan Luar
Rumah ini memiliki desain khas kolonial Belanda: atap tinggi, jendela besar, dan teras lebar. Dinding dicat putih bersih, kontras dengan kusen-kusen berwarna gelap. Suasana halaman rumah masih dijaga seperti aslinya—lengkap dengan pagar kayu dan taman sederhana.
Ruangan Dalam
Saat masuk ke dalam, kamu akan melihat:
-
Ruang tamu dengan kursi dan meja kayu tua
-
Ruang kerja tempat Bung Karno menulis dan membaca
-
Kamar tidur sederhana dengan ranjang besi
-
Rak buku dan mesin tik tua
-
Dapur dan sumur air di belakang rumah
-
Koleksi foto-foto perjuangan & keluarga Bung Karno
Setiap ruangan memiliki label informasi dan benda-benda asli yang dijaga hingga kini. Bahkan aroma kayu tua dan debu sejarah masih terasa… seolah kamu ikut tinggal bersama beliau di masa itu.
Kisah Cinta Bung Karno & Fatmawati
Di Bengkulu, Bung Karno aktif mengajar di Sekolah Muhammadiyah. Di situlah ia bertemu dengan gadis remaja bernama Fatmawati, putri dari tokoh Muhammadiyah setempat.
Awalnya hanya murid dan guru. Tapi seiring waktu, benih cinta tumbuh. Fatmawati yang muda dan cerdas, dan Soekarno yang karismatik, akhirnya menjalin hubungan yang semakin dekat.
Pada tahun 1943, setelah pengasingannya selesai dan ia kembali ke Jawa, Soekarno menikahi Fatmawati. Dari pernikahan itu lahirlah anak-anak yang juga menjadi tokoh bangsa, termasuk Megawati Soekarnoputri.
Kisah cinta ini menjadikan Rumah Pengasingan bukan hanya simbol perjuangan, tapi juga tempat kelahiran cinta sejati yang ikut membentuk sejarah Indonesia.
Suasana Saat Ini
Hari ini, Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu telah bertransformasi menjadi museum sejarah yang terbuka untuk umum, menjadi ruang hening di tengah hiruk-pikuk kota. Meski berada di jalan yang tak jauh dari pusat aktivitas warga, suasana di dalamnya sangat berbeda—lebih tenang, lebih dalam, dan terasa sarat makna.
Dari luar, kamu mungkin masih mendengar suara kendaraan lewat atau burung yang berkicau dari kejauhan. Bangunannya sederhana, namun penuh karakter. Kursi rotan tua, meja kayu usang, dan rak buku yang masih berdiri kokoh menjadi saksi bisu perjuangan dan perenungan seorang tokoh besar bangsa. Kamu bisa duduk diam di sana, membuka lembaran-lembaran tulisan Bung Karno, atau sekadar menatap foto lama beliau bersama Fatmawati muda, yang menggantung di dinding—penuh cinta dan kesederhanaan.
Rumah Pengasingan Bung Karno bukan hanya untuk dilihat. Ia hadir untuk dirasakan—dengan hati yang terbuka dan pikiran yang ingin belajar dari masa lalu.
Tabel Harga Tiket Masuk
Kategori Pengunjung | Harga Tiket |
---|---|
Dewasa | Rp. 5.000 |
Pelajar/Mahasiswa | Rp. 3.000 |
Turis Asing | Rp. 10.000 |
Parkir Motor | Rp. 2.000 |
Parkir Mobil | Rp. 5.000 |
Harga dapat berubah sewaktu-waktu dan bisa gratis saat event nasional.
Fasilitas dan Aktivitas
-
Area parkir
-
Musala
-
Toilet bersih
-
Pemandu wisata (jika tersedia)
-
Toko souvenir kecil
Aktivitas
-
Menjelajahi tiap sudut rumah dan mengenang sejarah
-
Foto-foto bergaya vintage
-
Membaca arsip sejarah dan tulisan Bung Karno
-
Duduk diam di halaman dan meresapi suasana
-
Mengikuti tur edukasi jika datang bersama rombongan sekolah
Akses dan Lokasi
Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas, Kota Bengkulu. Lokasinya strategis dan mudah dijangkau dari berbagai tempat wisata sekitar seperti:
Alamat: Jl. Soekarno Hatta No.8, Anggut Atas, Kec. Gading Cemp., Kota Bengkulu, Bengkulu 38222
Google Maps: https://maps.app.goo.gl/UbqbvbXkXYwy8kyHA
-
Pantai Tapak Paderi (5 menit)
-
Benteng Marlborough (7 menit)
-
Kampung Cina (5 menit)
-
Simpang Lima (10 menit)
Akses jalan sangat baik dan sudah dilengkapi papan penunjuk. Kamu bisa naik ojek, angkot, atau jalan kaki jika menginap di hotel pusat kota.
Tips Berkunjung
-
Datang pagi atau sore hari – cuaca lebih teduh dan suasananya lebih hening
-
Pakai pakaian sopan dan santun – karena ini adalah tempat bersejarah
-
Luangkan waktu minimal 1 jam – biar bisa menikmati tiap ruang dan cerita
-
Bawa air minum dan buku catatan – siapa tahu kamu terinspirasi untuk menulis
-
Hormati bangunan dan koleksi di dalamnya – jangan menyentuh benda-benda antik sembarangan
Penutup: Sunyi yang Menyala di Dalam
Rumah ini mungkin kecil dan sunyi,
Tapi di dalamnya pernah tinggal seorang pemuda yang memikirkan seluruh negeri.
Ia tak hanya mencintai bangsanya,
Tapi juga menemukan cinta hidupnya di tengah pengasingan.
Rumah Pengasingan Bung Karno bukan hanya tentang masa lalu,
Tapi tentang semangat yang tidak pernah padam,
Tentang cinta yang tumbuh dalam keterbatasan,
Dan tentang harapan… yang menyala, bahkan dalam sunyi.