Di balik megahnya gedung pencakar langit dan ramainya lalu lintas Kota Surabaya, tersembunyi sebuah kawasan kecil yang justru menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa. Namanya Kampung Lawas Maspati.
Berada di Kecamatan Bubutan, kampung ini tidak hanya menjadi tempat tinggal warga, tetapi juga sebuah oase nostalgia yang membius siapa pun yang mengunjunginya. Ketika kaki pertama kali melangkah ke dalam gang-gang kecilnya, kamu seperti melangkah ke masa lampau—menyusuri lorong waktu penuh cerita dari zaman kolonial hingga kemerdekaan.
Sejarah yang Tak Pernah Mati
Kampung Lawas Maspati dulunya adalah kawasan permukiman tua yang berada di sekitar pusat perniagaan zaman kolonial Belanda. Masyarakat meyakini bahwa nama “Maspati” berasal dari kata “mas pati”, yang dalam budaya Jawa berarti panggilan kehormatan bagi seorang tokoh penting atau kesatria.
Rumah-rumah tua bergaya Belanda masih banyak berdiri kokoh di kampung ini. Bahkan beberapa di antaranya merupakan peninggalan zaman penjajahan. Warga dan pengelola wisata menggagas kampung ini sebagai kampung wisata tematik dengan konsep edukatif, sejarah, dan budaya.
Dari Kampung Biasa Menjadi Wisata Edukasi
Warga Kampung Lawas Maspati mulai mentransformasi kampung mereka menjadi destinasi wisata sejak sekitar tahun 2015. Mereka, bersama pemerintah kota dan para pegiat budaya, secara aktif mempercantik tampilan kampung tanpa menghilangkan keasliannya.
Mereka melukis mural-mural bersejarah di dinding rumah, mengganti nama-nama gang dengan nuansa tempo dulu, dan merancang spot-spot selfie bernuansa artistik. Yang paling unik, warga secara swadaya membangun ruang-ruang cerita. Di ruang inilah wisatawan bisa mendengar langsung kisah perjuangan masa lampau, cerita rakyat, hingga filosofi kehidupan khas kampung.
Daya Tarik Utama Kampung Lawas Maspati
- Rumah Tua Bergaya Kolonial
Warga Kampung Lawas Maspati masih menggunakan banyak bangunan kuno bergaya kolonial sebagai rumah tinggal. Mereka mempertahankan ciri khas seperti atap tinggi, jendela kayu lebar, dan dinding bata merah yang kini sulit ditemukan di tempat lain. Beberapa rumah bahkan masih menyimpan barang-barang antik dari masa lampau.
- Lorong Cerita
Ini adalah bagian yang tidak boleh dilewatkan. Lorong ini berfungsi seperti museum terbuka. Sepanjang gang, terdapat papan informasi, kutipan sejarah, dan ilustrasi visual tentang perkembangan kampung. Kamu bisa membaca kisah Surabaya Tempo Dulu, tokoh-tokoh lokal, dan peran kampung dalam perjuangan kemerdekaan.
- Kampung Mural
Tak lengkap rasanya berbicara tentang wisata kampung tanpa menyebut mural. Di Maspati, mural-mural dibuat bukan hanya untuk estetik, tetapi sebagai bentuk edukasi dan ekspresi. Lukisan-lukisan yang menghiasi dinding bercerita tentang perjuangan Arek Suroboyo, budaya Jawa, hingga pesan-pesan moral seperti menjaga lingkungan dan gotong royong.
- Gazebo dan Pendopo Budaya
Warga kampung membangun sebuah pendopo kecil di tengah permukiman dan sering menggunakannya untuk pertunjukan seni, diskusi budaya, serta berbagai kegiatan sosial. Mereka menanam pepohonan rindang di sekitar pendopo, sehingga taman kecil itu menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai setelah menjelajahi kampung.
- Kuliner Jadul dan Jajanan Khas
Selain visual, wisata kampung ini juga menggugah selera. Beberapa warga menjual jajanan jadul seperti es jadul, kue apem, cenil, dan jenang. Harganya sangat terjangkau, dan rasanya benar-benar membawa kita ke masa kecil.
Lokasi dan Akses ke Kampung Lawas Maspati
Alamat Lengkap : Jl. Maspati Gg. VI, Kelurahan Bubutan, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya, Jawa Timur
Google map : https://maps.app.goo.gl/dzZTKcNS9R9S1v1o8
Cara Menuju Lokasi :
- Dari Stasiun Gubeng :
- Naik angkutan umum atau ojek online ke arah Jl. Bubutan (± 10 menit).
- Dari Bandara Juanda :
- Naik taksi atau transportasi online sekitar 45 menit perjalanan.
- Dari Tunjungan Plaza :
- Kampung ini hanya berjarak sekitar 2 km, bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau becak tradisional.
Harga Tiket Masuk Kampung Lawas Maspati
Jenis Tiket | Harga |
Tiket Masuk Umum | Gratis |
Donasi Sukarela | Rp. 5.000+ |
Paket Edukasi Sekolah | Rp. 10.000 |
Sewa Pemandu Wisata | Rp. 25.000 |
Workshop Batik / Lukis | Rp. 30.000 |
Catatan: Harga bisa berubah tergantung acara atau kunjungan rombongan. Disarankan reservasi dahulu untuk kunjungan edukasi.
Cerita Panjang : Sehari Bersama Warga Maspati
Pagi itu, udara Surabaya terasa lebih segar dari biasanya. Saya tiba lebih awal di Kampung Lawas Maspati bersama Pak Slamet—tokoh masyarakat sekaligus pemandu wisata lokal yang menemani saya menjelajah.
Kami menyusuri gang-gang sempit yang penuh warna. Di sisi kanan, anak-anak sedang bermain dakon sambil tertawa lepas. Di sisi kiri, ibu-ibu sedang menjemur kerupuk di depan rumah. Pemandangan yang sederhana, namun begitu hangat.
Pak Slamet bercerita banyak. Tentang bagaimana dulunya kampung ini sempat dianggap kumuh, tapi kemudian bangkit lewat semangat warga. “Kami dulu malu, sekarang bangga,” ujarnya sambil tersenyum.
Saya dibawa ke sebuah rumah tua yang konon pernah digunakan sebagai tempat persembunyian pejuang. Tangga kayunya sudah usang, namun aura sejarahnya masih kuat. Saya juga diajak masuk ke Lorong Cerita, tempat berbagai kutipan perjuangan dipampang. Ada satu kutipan yang menempel di ingatan saya:
“Kami bukan siapa-siapa, tapi kami melawan demi tanah ini.”
Siang hari, saya mencicipi es tempo dulu yang dijual oleh Mbah Rini. “Ini resep dari nenek saya,” katanya bangga. Es dengan rasa tape ketan dan santan itu benar-benar menyegarkan di tengah teriknya Surabaya.
Menjelang sore, saya sempat menyaksikan pertunjukan tari remo oleh anak-anak kampung. Mereka latihan rutin tiap minggu. “Supaya budaya kita nggak hilang,” kata salah satu anak sambil mengepalkan tangan kecilnya.
Hari itu berakhir dengan penuh kesan. Kampung Lawas Maspati bukan sekadar tempat wisata. Ia adalah ruang hidup yang menghidupkan kembali nilai-nilai masa lalu dalam napas masa kini.
Fasilitas Umum yang Tersedia
- Toilet umum bersih
- Tempat parkir motor dan mobil (di luar kampung)
- Pendopo / aula pertemuan
- Warung dan kedai kecil
- Spot foto Instagramable
- Tempat ibadah (musholla)
Tips Berkunjung ke Kampung Lawas Maspati
-
Pertama-tama, datanglah di pagi hari agar kamu bisa menikmati suasana yang masih sejuk dan belum terlalu ramai.
-
Selain itu, gunakan alas kaki yang nyaman karena kamu akan banyak berjalan kaki menyusuri gang-gang kecil yang sempit namun menarik.
-
Jangan lupa, bawa uang tunai dalam pecahan kecil, terutama jika ingin membeli jajanan tradisional atau memberi donasi kepada warga.
-
Selanjutnya, penting untuk selalu menghormati warga lokal karena kamu sedang berkunjung ke pemukiman yang masih aktif dan dihuni.
-
Terakhir, jika ada workshop yang sedang berlangsung, cobalah untuk ikut serta—kegiatan ini sangat menarik, apalagi bagi pelajar atau wisata keluarga.
Jadwal Event Khusus
Bulan | Acara |
Februari | Festival Budaya & Lomba Foto |
April | Pameran Lukisan Jalanan |
Agustus | Parade Kemerdekaan & Teatrikal Pejuang |
Oktober | Kampung Kreatif: Workshop Batik dan Lukis |
Desember | Maspati Light Festival (malam hari) |
Kesimpulan : Menghidupkan Kembali Warisan dalam Gaya Masa Kini
Kampung Lawas Maspati bukan hanya tentang rumah tua atau mural indah. Ia adalah ruang di mana warga hidup berdampingan dengan sejarah. Sebuah tempat di mana budaya dan modernitas bisa berdamai.
Wisata ke sini bukan sekadar jalan-jalan. Tapi perjalanan menelusuri cerita panjang bangsa, melalui lorong-lorong kecil yang menyimpan makna besar.
Jika kamu ingin liburan yang beda dari biasanya di Surabaya, cobalah singgah ke Kampung Lawas Maspati. Siapa tahu, kamu tak hanya membawa pulang foto—tapi juga kisah yang akan kamu kenang selamanya.